Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia
Posbaru – Penampilan fisik nenek moyang kita (Manusia Purba) sangat berbeda dengan kita di zaman sekarang, manusia purba diperkirakan hidup 2.580.000 – 11.700 tahun yang lalu atau dikenal sebagai era Pleistosen.
Era Pleistosen sendiri terbagi menjadi tiga yaitu Pleistosen awal, tengah, dan akhir. Selain itu di Indonesia para peneliti menemukan bermacam-macam fosil manusia yang hidup di berbagai era tersebut, yakni :
Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus yang memiliki arti manusia besar tertua yang berasal dari Jawa ini, pertama kali ditemukan pada tahun 1941 oleh peneliti Jerman-Belanda bernama Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald di Sangiran.
Perlu diketahui bahwa beberapa ahli mengklasifikasikannya sebagai Homo Erectus paleojavanicus.
Fosil ini dinamai “Mega” karena ukurannya yang besar dan paling besar dibanding dengan fosil lain yang sebelumnya sudah pernah ditemukan dan Meganthropus yang ditemukan berasal dari era Pleistosen awal yang menjadikannya sebagai manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia.
Beberapa tahun setelah penemuan tersebut, tepatnya pada tahun 1952 peneliti bernama Marks menemukan fosil rahang bawah Meganthropus di Sangiran yang berasal dari era Pleistosen tengah.
Dan berdasarkan pada lapisan tanah tempat fosil itu ditemukan, diperkirakan bahwa fosil tersebut sudah berumur 1-2 juta tahun.
Adapun ciri-ciri dari Meganthropus adalah sebagai berikut :
- Berbadan tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala
- Memiliki tonjolan di kening dan bertulang pipi tebal
- Tidak berdagu
- Mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat
Pithecanthropus
Fosil ini pertama kali di temukan olehTjokrohandojo yang juga bekerja di bawah von Koeningswald, Tjokrohandojo pertama kali menemukan tengkorak anak-anak di Kepuh klagen, Jawa Timur.
Fosil tersebut berasal dari Pleistosen awal yang dinama Pithecanthropus Mojokertensis, dan berada pada lapisan dimana fosil ditemukan, diperkirakan Pithecanthropus hidup sekitar 30.000 – 2 juta tahun yang lalu.
Adapun ciri-ciri dari Pithecanthropus yakni :
- Berbadan Tegap, namun tidak setegap Meganthropus
- Tinggi badan 165-180 cm
- Bagian kening menonjol dengan tulang rahang dan geraham yang kuat
- Hidung lebar dan tidak berdagu
- Kapasitas otak hanya 750-1.300 cc
- Tulang atap tengkorak lonjong dan tebal
- Organ pengunyah dan otot tengkuk mengecil dan tidak sekuat Meganthropus
- Makanan mentah dengan sedikit pengolahan
- Makanan bervariasi dari tumbuhan hingga daging hewan
Dan perlu diketahui bahwa di Indonesia Pithecanthropus ada bermacam-macam jenis yaitu:
Pithecanthropus Mojoketensis
Dengan ciri :
- Berbadan tegak
- Mukanya menonjol ke depan
- Kening tebal
- Tulang pipi kuat
Pithecanthropus Erectus
Dengan ciri :
- Badan tegap alat penguyah kuat
- Tinggi badan 165-170 cm dengan berat badan 100 kg
- Jelen tegak
- Makanan kasar dengan sedikit pengolahan
Pithecanthropus Soloensis
Fosil ini ditemukan di Ngandong dan Sangiran tepi Bengawan solo di tahun 1931-1933 oleh von Koeningswald dan Openorth. Fosil tersebut berupa tengkorak dan tulang kering.
Berdasar pada tanah tempat fosil tersebut ditemukan, diperkirakan bahwa manusia purba ini bertahan hidup hingga akhir dari era Pleistosen tengah.
Homo
Manusia purba Jenis ini adalah yang paling muda dibanding dengan jenis lainnya, Homo (Homo erectus) atau Homo Sapiens ini diperkirakan hidup 25.00 – 40.000 tahun yang lalu, hal tersebut berdasarkan usia lapisan tanah tempat fosil ini ditemukan.
Ciri – ciri dari manusia purba jenis ini adalah sebagai berikut :
- Tinggi Badan 130-210 cm
- Otak lebih berkembang dibanding jenis lain
- Otot kunyah, gigi, dan rahang menyusut
- Tonjolan pada kening sudah berkurang
- Memiliki dagu
- Tampilan seperti manusia ras Mongloid dan Austramelanosoid
Selain itu, manusia purba jenis Homo di Indonesia ada tiga macam yakni:
Homo Soloensis
Yang ditemukan pada tahun 1931-1934 di lembah Bengawan Solo, fosil yang ditemukan berupa tengkorak.
Homo Wajakensis
Fosil ini adalah fosil manusia purba pertama yang ditemukan di Indonesia oleh BD van Rietschoten pada tahun 1888-1889 di Wajak, Jawa Timur.
Dan pada setahun kemudian Eugene Dubois menemukan fosil kedua pada lokasi yang sama, dan diperkirakan manusia purba jenis ini sudah mampu membuat alat dari batu dan tulang serta bisa memasak makanan.
Homo Floresiensis
Manusia purba jenis ini merupakan keturunan dari Homo Erectus yang ditemukan pada tahun 2004 di Gua Liang Bua, Flores yang berupa kerangka manusia.
Diperkirakan manusia purba jenis ini memiliki tinggi 100 cm dengan tangan panjang seta kapasitas kepala 380 cc.
Para peneliti menduga bahwa manusia jenis ini berbadan cebol karena pengaruh lingkungannya.