Rumah adat Sulawesi Barat mendapat banyak pengaruh dari kebudayaan dan tradisi Suku Mandar, yang merupakan penghuni terbanyak (mayoritas) di provinsi tersebut.
Namun seiring perkembangan zaman, kebudayaan dan tradisinya telah bercampur dengan Makassar dan Bugis.
Nama rumah adat Sulawesi Barat adalah “Rumah Boyang” yang berbentuk panggung dengan tinggi 2 meter dari permukaan tanah, yang ditopang oleh beberapa tiang besar.
Terdapat batu sebagai pondasi pada rumah ini yang berfungsi sebagai tempat menancapkan tiang, agar tiang tidak mudah lapuk.
Di bagian depan dan belakang rumah terdapat tangga berjumlah 7-13 dengan pegangan di kedua sisinya.
Atap rumah yang berbentuk prisma memanjang ini memiliki ukiran burung atau ayam di bawah atapnya. Serta terdapat ornamen bunga melati pada penutup bubungannya, sementara di bagian atasnya ada ornamen tegak ke atas bernama “Teppang”.
Ruangan Rumah Adat Boyang
Setiap rumah Boyang memiliki teras luas dengan ruangan (lotang) yang mempunyai fungsi berbeda-beda.
Biasanya ada 7 ruangan yang 3 diantaranya adalah ruang utama sementara 4 lainnya merupakan ruang tambahan. Ruang utama terdiri dari Samboyang, Tangnya Boyang, dan Bui Boyang. Kemudian Ruang tambahan terdiri dari Lego lego, Paceko, Tapang, dan Naong Boyang.