Rumah Adat Sumatra Barat Keunikan dan Makna Filosofisnya!

Sumatra Barat mempunyai banyak budaya salah satunya adalah Rumah Adat yang terbilang unik dan saya yakin kalian pernah melihatnya walaupun tidak pernah ke sana.
Karena pasti di setiap rumah makan padang terdapat gambar rumah adat Sumatra Barat, bahkan beberapa rumah makan padang atapnya berbentuk rumah adat Sumatra Barat.
Hal itu bisa terjadi karena memang, Ibu Kota Sumatra Barat adalah Kota Padang.
Rumah Adat dari provinsi ini bernama “Rumah Adat Gadang” atau “Adat Godang”. Tapi menurut beberapa sumber, masyarakat lokal menyebutnya dengan “Rumah Bagojong atau Baanjuang”.
Disebut seperti itu, sebab atapnya yang berbentuk runcing melengkung yang dalam bahasa minang adalah “Gonjong”.
Rumah Gadang ini unik, karena lengkungan atapnya mirip dengan tanduk kerbau sementara rumahnya berbentuk seperti kapal. Selain itu, hanya daerah tertentu saja yang boleh membuat rumah adat ini.
Dari yang saya baca, Rumah Adat Gadang hanya boleh didirikan di daerah atau kawasan berstatus “Nagari” saja.
Keunikan lain dari Rumah Adat Gadang diantaranya adalah:
1. Berbentuk Panggung (Rumah Panggung)
Menurut saya bentuk rumah panggung memang banyak sekali digunakan oleh Rumah Adat di Indonesia. Walaupun beberapa rumah adat di Indonesia ada juga yang tak berbentuk panggung.
Tapi Rumah Gadang mempunyai tinggi yang berbeda dari rumah panggung lain, sebab tingginya bisa mencapai 2 meter dari permukaan tanah. Karena tinggi, maka biasanya ada tangga pada bagian depan (pintu masuk) di Rumah Adat ini.
Beberapa sumber menyebutkan, bahwa hal itu bertujuan agar terhindar dari hewan buas.
2. Anti Gempa
Rumah adat ini ternyata anti gempa karena strukturnya disesuaikan dengan kondisi alam sekitarnya. Uniknya beberapa rumah adat di daerah lain seperti Jawa Barat bersifat sama yakni “anti gempa”.
Hal tersebut membuat saya berpikir bahwa, orang-orang Indonesia zaman dahulu sudah tahu bahwa wilayah geografis Indonesia rawan akan gempa. Sehingga kebanyakan rumah adat di Indonesia tahan gempa.
3. Empat Tiang Utama
Rumah Adat ini mempunyai 4 tiang utama yang berbahan dasar “Pohon Juha” dengan diameter 40-60 cm. Dalam proses pembuatannya, kayu tersebut terlebih dahulu direndam dalam kolam selama bertahun-tahun lamanya hingga akhirnya digunakan sebagai tiang rumah.
Hal itu dilakukan untuk menguatkan kayu, sehingga nantinya tiang menjadi kokoh.
4. Ruangan
Jika rumah-rumah sekarang biasanya memiliki ruang berbentuk persegi (kotak), Rumah Gadang ruangannya berbentuk persegi panjang. Yang dibagi berdasarkan batas tiang tersusun dari depan ke belakang kemudian dari samping kiri ke kanan.
Selain itu, jumlah lanjar pada rumah adat ini biasanya berjumlah ganjil mulai dari 3 hingga seterusnya.
Lalu pada bagian depan rumah ada bangunan kecil yang berfungsi sebagai tempat menyimpan padi, dan di samping rumah terdapat anjung untuk upacara keagamaan serta kegiatan adat lain.
Baca Juga: 5 Rumah Adat Jawa Barat atau Sunda Beserta Penjelasannya
5. Ukiran
Rumah Adat Sumatra Barat ini pasti terdapat ukiran-ukiran menarik yang biasanya terletak pada tembok depan rumah berbahan kayu.
Motifnya pun ditempatkan sesuai dengan susunan serta tata letak papan kayu tersebut. Biasanya motif yang digunakan adalah tumbuhan.
Setelah membahas keunikannya tentu tidak asik jika kita melewatkan filosofi yang terkandung dari Rumah Adat Gadang. Adapun filosofi Rumah Adat Gadang adalah sebagai berikut:
Suku Minang sendiri terkenal dekat dengan alam, sehingga jika kita lihat bangunan rumah adatnya. Biasanya dibangun serasi dengan alam di sekitarnya, seperti dibentuk bukit barisan pada bagian ujungnya melengkung dan meninggi di tengah.
Selain itu, garis lereng pun dibuat melengkung dan mengembang ke bawah. Bahkan jika dilihat seksama maka bisa disimpulkan garis-garis bangunan menunjukan kesesuaian dengan alam tropis.
Rumah Adat Gadang pun tidak bisa dibangun begitu saja, sebab dari beberapa sumber yang saya baca. Rumah Gadang dibangun dengan syarat dan nilai keselarasan, keseimbangan, serta kesatuan.
Sama seperti rumah adat pada umunya, Rumah Gadang pun memiliki asal usul yang menarik untuk diceritakan. Terlebih setiap bagian rumah mempunyai asal usul tersendiri.
Di bagian atap rumah yang berbentuk tanduk, dipercaya masyarakat lokal asal usulnya dari cerita “Tambo Alam Minangkabau”. Yang bercerita tentang kemenangan Suku Minang melawan Jawa dalam hal mengadu kerbau.
Kemudian bentuknya yang mirip kapal asal usulnya dari cerita perjalanan nenek moyang Minang. Dikisahkan bahwa nenek moyang Minang berlayar menuju hulu Batang Kampar, kemudian setelah sampai para awak turun ke daratan.
Kapal yang digunakan oleh mereka diangkat kemudian dibawa ke daratan, lalu diberi atap menggunakan layar dan disesuaikan sedemikian rupa menggunakan segala peralatan serta bahan yang ada. Pada awalnya mereka hanya menggunakannya untuk tempat berteduh sementara, tetapi seiring berjalannya waktu jadilah Rumah Adat Gadang yang sekarang.