Sinopsis Film Teluh (2022), Teror Santet Satu Keluarga
Merupakan film horor Indonesia yang tayang pada Januari lalu dibintangi oleh Baron, Ferdi, dan Monique. Film ini adalah sebuah karya dari Dedy Mercy, adapun sinopsis film Teluh (2022) adalah sebagai berikut.
Sinopsis Film Teluh (2022)
Yulia adalah karyawati sekaligus selingkuhan Pak Indra yang merupakan pemilik perusahaan batik tempatnya bekerja. Suatu hari Yulia ditemukan tewas tergantung, warga setempat menganggap Ia telah bunuh diri.
Sebelum meninggal Daru datang ke rumah Yulia, Daru adalah bola api sebagai tanda teluh yang dikirim oleh dukun atau pemilik ilmu hitam. Dalam kepercayaan masyarakat, jatuhnya Daru di rumah menandakan malapetaka yang akan menimpa penghuninya.
Tapi setelah kematiannya, keluarga Pak Indra di teror arwah Yulia yang ingin membalaskan dendamnya pada orang yang telah mengirim teluh pada dirinya. Keluarga Pak Indra pun mendapat kiriman teluh yang jatuh di rumahnya, sejak itulah satu persatu anggota keluarga mengalami hal mistis yang mengancam nyawa.
Meski begitu mereka berusaha melawan teror itu, sembari mencari jawaban akan teluh yang dikirim.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Horor Indonesia Terbaik Selama Ini
Informasi Lainnya
Genre | Drama, Thriller, Horor |
Pertama Rilis | 20 Januari 2022 |
Sutradara | Dedy Mercy |
Rating | 5,5/10 (IMDb) |
Durasi | 1 Jam 41 Menit |
Pemeran | Baron Hermanto, Ferdi Ali, Monique Henry dan lainnya |
Resensi Singkat Teluh (2022)
Ketika membeli tiket untuk menonton film ini saya pikir akan menyaksikan sebuah film baru tentang santet. Namun pada kenyataannya tak begitu, bahkan ini tidak membuat saya takut malah bosan jadinya. Bosan karena saya sudah tahu apa itu santet dan bosan melihat dialog yang kepanjangan.
Padahal menurut saya cerita dari film ini bisa dikembangkan lagi menjadi sebuah film horor yang benar-benar menegangkan dan masuk akal. Maksud masuk akal di sini bukan teori tentang santetnya karena kita tahu mistis atau ilmu hitam memang tak masuk akal, tapi maksud saya adalah tanggapan dari karakter atas suatu kejadian.
Karena ada beberapa adegan yang menampilkan si karakter menanggapi kejadian yang buruk itu dengan tidak logis.
Meski begitu ini bukan salah dari aktornya karena mereka memainkan emosinya dengan sangat baik, tapi mungkin ini salah dari dialog atau skrip, mungkin!.
Untuk sinematografinya saya rasa kurang di zaman se-modern ini, apalagi CGI nya yang terasa kurang maksimal. Padahal di Indonesia sendiri sudah banyak film horor yang menggunakan CGI dan bagus, bahkan salah satunya masuk 100 terbaik rotten tomatoes.