Sejarah & Tokoh Dunia

Puisi : Pengertian, Ciri, Unsur, Jenis, dan Cara Membaca

Posbaru, Halo Kawan, pada artikel ini kita akan membahas pengertian, ciri – ciri, unsur, jenis, dan cara membaca puisi, berikut penjelasannya.

Pengertian Puisi

Puisi adalah ragam sastra yang terikat oleh unsur yakni irama, mantra, rima, baris, dan bait. Pengertian puisi juga bisa disebut sebagai ungkapan emosi, ide, imajinasi, pemikiran, irama, nada, susunan kata, kata kiasan, kesan panca indra, dan perasaan.

Selain itu, puisi merupakan ungkapan yang memperhitungkan aspek bunyi didalamnya, dan berupa pengalaman imajinatif, emosional, intelektual penyair dari kehidupan inidividu dan sosial. Serta diungkapkan dengan teknik tertentu agar dapat membangkitkan pengalaman tertentu dalam diri pendengar maupun pembaca.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Karya Sastra tertulis yang paling awal ditulis oleh manusia, Herman Waluyo.

Karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi padu serta pemilihan kata kias (imajinatif), Sumardi.

Rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud paling berkesan, Pradopo.

Ciri – Ciri Puisi

1. Puisi Lama

Puisi lama adalah Puisi yang masih terikat aturan-aturan seperti jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, rima, irama, dan banyak suku kata dalam tiap baris. Dengan ciri-ciri sebagai berikut.

  • Tidak diketahui nama pengarangnya.
  • Penyampaian bersifat mulut ke mulut sehingga merupakan sastra lisan.
  • Terikat dengan aturan-aturan yang tadi disebutkan.

2. Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan dan bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, dan rima. Dengan ciri-ciri sebagai berikut.

  • Bentuk rapi dan simetris.
  • Menggunakan pola sajak pantun dan syair meski dengan pola lain.
  • Persajakan akhir teratur.
  • Biasanya puisi 4 seuntai.
  • Umumnya setiap gatra terdiri dari dua kata : 4-5 suku kata.
  • Setiap baris atasnya sebuah gatra atau kesatuan sintaksis.

Baca Juga : 17 Jenis Pupuh Sunda dan Contohnya

Unsur – Unsur Puisi

Didalam puisi terdapat unsur yang membentuknya yang terdiri dari :

1. Struktur Fisik

Adalah unsur puisi yang dapat dilihat serta diamati langsung dengan mata, yang terdiri dari :

  • Diksi, Pemilihan kata oleh penyair untuk mendapat efek sesuai dengan keinginanya, dan sangat berpengaruh pada makna yang ingin disampaikan.
  • Tipografi, format puisi seperti pengaturan baris, batas tepi kertas kanan, kiri, atas, bawah, dan jenis huruf yang digunakan. Dimana unsur ini berpengaruh terhadap pemaknaan.
  • Majas, penggunaan bahasa dengan cara melukiskan sesuatu berkonotasi khusus sehingga arti kata memiliki banyak makna.
  • Kata Konkret, susunan kata yang memungkinkan terjadinya imaji, contohnya “permata senja” yang menggambarkan pantai atau tempat yang sesuai dengan datangnya senja.
  • Imaji (Citraan), pemberi gambaran para pendengar/pembaca agar seolah dapat melihat, mendengar, merasakan dan mengalami hal yang ada dalam puisi, dan terdiri dari 6 macam yakni penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, pergerakan.
  • Rima (Irama), persamaan bunyi dalam penyampaian puisi dari awal hingga akhir puisi, dengan bentuk onomatope (tiruan bunyi), bentuk intern pola bunyi, dan pengulangan kata.

2. Struktur Batin

Merupakan unsure pembangunan puisi berupa makna yang tidak bisa dilihat mata yang terdiri dari :

  • Tema (Makna), makna tersirat yang ingin disampaikan penulis pada pembaca/pendengar.
  • Amanat, pesan yang ingin disampaikan penulis pada pembaca/pendengar.
  • Nada, sikap penyair pada pendengarnya yang berkaitan dengan makna dan rasa.
  • Perasaan, sebuah hal yang dilator belakangi penyair, contohnya pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, dan lain sebagainya.

Jenis – Jenis Puisi

A. Puisi Lama

  • Mantra, terdiri dari ucapan yang dianggap berkekuatan ghaib serta dipercaya mempunyai hal magis untuk keperluan spiritual, pengobatan, kebudayaan dan lainnya.
  • Pantun, bersajak a-b-a-b terdiri dari 2 baris awal sampiran dan 2 baris akhir isi pantun.
  • Karmina, hampir sama dengan pantun namun lebih pendek dimana hanya terdiri dari 2 baris saja.
  • Seloka, berupa pantun yang saling berkaitan dan secara umum ditulis sebanyak 2 – 6 baris.
  • Gurindam, tiap bait terdiri dari 2 baris sajak a-a-a-a yang memiliki rima sama, dengan isi nasehat atau cerita.
  • Syair, terdiri dari 4 baris dengan sajak a-a-a-a dan termasuk kedalam kategori puisi bebas.
  • Talibun, terdiri dari 6-10 baris asal jumlah baris lebih dari 4 seperti pantun.

B. Puisi Baru (Modern)

  • Balada, mengisahkan cerita atau riwayat tertentu yang sedih dan mengharukan.
  • Romansa, berisi cerita dan luapan perasaan cinta kasih seseorang.
  • Elegi, syair atau nyanyian yang mengandung ratapan serta ungkapan sedih khsusnya pada peristiwa duka cita atau kehilangan.
  • Himne, berisi pujian pada Tuhan atau sesuatu yang skral dan dimuliakan seperti pahlawan.
  • Ode, berisi sanjungan pada orang yang berjasa dengan nada agung dan tema formal.
  • Satire, berisi sindiran atau kritik pada kelompok atau seseorang yang gaya bahasanya berbentuk ironi, sarkasme atau parodi.
  • Epigram, berisi tuntunan (ajaran hidup) dimana banyak pelajaran penting yang bisa diambil didalamnya.
  • Distikon, didalamnya memuat sajak dari dua baris kalimat dengan tiap bait berima a-a.
  • Terzina, masing-masing bait terdiri dari 3 baris atau (puisi tiga seuntai).
  • Kuatren, setiap bait terdiri dari 4 baris (puisi empat seuntai).
  • Kuint, setiap bait terdiri dari 5 baris (puisi lima seuntai).
  • Sekstet, setiap bait terdiri dari 6 baris (puisi enam seuntai).
  • Septima, setiap bait terdiri dari 7 baris (puisi tujuh seuntai).
  • Oktaf (Stanza), setiap baitnya terdiri dari 8 baris (puisi delapan seuntai).
  • Soneta, terdiri dari 14 baris yang dibagi dua yakni tiap 2 bait pertama 4 baris dan 2 bait masing-masing tiga baris.

Cara Membaca Puisi

  1. Ekspresi, mimik muka serta penjiwaan puisi.
  2. Kinestik, gerakan tubuh yang sesuai dengan puisi.
  3. Artikulasi, kejelasan dan ketetapan pelafalan kata.
  4. Irama Panjang Pendek, Tinggi Rendah, dan Keras Lembut Suara.
  5. Intonasi, penekanan kata.
  6. Irama Panjang pendek, tinggi rendah, keras lembutnya suara
  7. Intonasi atau penekanan kata

Back to top button